Judul: Membaca Pikiran Orang Lain Segampang Membaca Buku
Penulis: Edi Warsidi
Penerbit: Media Presindo
Harga :Rp.35.000
Penulis: Edi Warsidi
Penerbit: Media Presindo
Harga :Rp.35.000
Tahun terbit: 2013
Tebal: 168
Tebal: 168
Sinopsis
“Tidak ada
manusia yang bisa menyimpan rahasia. Apabila bibirnya diam, ia akan berceloteh
dengan ujung jarinya. Rahasia terbersit dari seluruh pori-pori kulitnya.”
Sigmund Freud.
Banyak anggapan bahwa kemampuan membaca pikiran orang lain hanya dimiliki oleh psikolog, paranormal atau illusionist. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, Anda adalah seorang pembaca pikiran. Namun anda membutuhkan cara dan latihan yang tepat untuk menguasainya.
Buku ini akan menunjukkan pada Anda bagaimana dengan mudah kita dapat membaca pikiran orang lain segampang membaca buku. Tanpa perlu ikut pelatihan,dan tanpa perlu bayar mahal. Berisi teknik-teknik membaca pikiran melalui wajah, isyarat tubuh, gerakan tubuh, pandangan, dan lain sebagainya. Disajikan dengan sistematis, mudah dipahami, dan gambar ilustrasi beserta contoh-contoh kasus yang sering terjadi pada semua orang.
Salah satu pujian paling indah adalah Anda seorang yang pengertian. Karena itulah membaca pikiran orang lain sangatlah penting. Mulai dari urusan keluarga, bisnis, karier, asmara, dan hubungan sosial lainnya. Jadilah orang yang jago memahami orang lain dengan membaca pikirannya dan temukan rahasia yang selama ini rapat tersimpan.
Sigmund Freud.
Banyak anggapan bahwa kemampuan membaca pikiran orang lain hanya dimiliki oleh psikolog, paranormal atau illusionist. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, Anda adalah seorang pembaca pikiran. Namun anda membutuhkan cara dan latihan yang tepat untuk menguasainya.
Buku ini akan menunjukkan pada Anda bagaimana dengan mudah kita dapat membaca pikiran orang lain segampang membaca buku. Tanpa perlu ikut pelatihan,dan tanpa perlu bayar mahal. Berisi teknik-teknik membaca pikiran melalui wajah, isyarat tubuh, gerakan tubuh, pandangan, dan lain sebagainya. Disajikan dengan sistematis, mudah dipahami, dan gambar ilustrasi beserta contoh-contoh kasus yang sering terjadi pada semua orang.
Salah satu pujian paling indah adalah Anda seorang yang pengertian. Karena itulah membaca pikiran orang lain sangatlah penting. Mulai dari urusan keluarga, bisnis, karier, asmara, dan hubungan sosial lainnya. Jadilah orang yang jago memahami orang lain dengan membaca pikirannya dan temukan rahasia yang selama ini rapat tersimpan.
Bab 1
Manusia dan Pikirannya
Seniman
Renny Sylado pernah berkelakar dalam suatu diskusi .Dia bertanya “Apa beda
manusia dengan satwa?” Peserta diskusi diam beberapa saat kemudian Sylado menjelaskan,
“Satwa bisa memenuhi sandang, pangan , dan papan seperti manusia. Hanya
permbedanya satwa tidak bisa membaca dan todak mampu membuat buku.’
Kesimpulannya adalah manusia lah makhluk yang mulia dari semua makhluk ciptaan
Tuhan
1. Homo faber
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki keinginan untuk berkarya dengan logika.
2. Homo sapiens
Manusia
adalah mahkluk yang berjiwa, berpikir, dan bersikap bijaksana.
3. Homo creator
Manusia
merupakan makhluk pencipta nilai. Artinya , berhasilnya setiap hasil karya manusia
disebabkan oleh gagasannya.
4. Homo homini lupus
Manusa
adalah makhluk sosial dan senantiasa ingin berbagi antar sesamanya.
5. Homo viator
Manusia
merupakan makhluk yang selalu penasaran dan tidak pernah merasakan kepuasan.
Sebab itu , ia selalu menuju satu tujuan.
6. Homo universal
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata manu (Sansekerta),
mens (Latin), yang berarti ‘berpikir’,
‘berakal budi’, atau ‘ makhluk yang berakal budi’ (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah ,manusia diartikan sebagai sebuah konsep atau fakta ,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) , atau seorang individu.
Melalui
karya patung The Thinker, sang pematung Auguste Rodin (1902) hendak mengesankan
bahwa kemampuan merenung dan berpikir pada manusia merupakan salah satu sumur
tanpa kering (oasis)
Disini
konflik kepentingan yang sudah mulai pada tahap pikiran dan terus berlangsung
secara sosial tak mungkin dijembatani dan dipecahkan tanpa dialog komunikatif
yang terlebih dahulu menghargai potensi-potensi diri manusia.
Salam,
BalasHapusTerima kasih atas apreasisi Anda dengan mengulas buku saya ini. Semoga sukses.
Salam kenal
Edi Warsidi