Tugas Kelompok Soft Skill :
Konflik Di Dalam
Organisasi
KELAS: 2KA13
NAMA KELOMPOK :
·
Adhy Pradana Andriansyah ( 10113182 )
·
Aji Ariswanto (
10113523 )
·
Fildzah Azka ( 13113472 )
·
Perdinan A.S ( 16113848 )
·
Senna Saputra ( 18113370 )
·
Bima ( 11113736 )
·
Mochammad Ilman Samudra ( 15113561 )
·
Ihsan Inmas Setyama (
14113220 )
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
Kata
Pengantar
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatdan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai pada waktunya. Pembuatan makalah
ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Teori Organisasi
Umum I” Makalah ini berjudul Konflik Dalam Organisasi. Tak lupa juga penulis
ingin berterimakasih kepada Ibu Ira Phajar Lestari selaku dosen untuk mata
kuliah ini.
Makalah
ini akan membahas Konflik Dalam Organisasi. Penulis berharap dengan adanya
makalah ini akan menambah wawasan pembaca terkait seputar konflik dalam
berorganisasi.
Penulis
sadar masih terdapat banyak kesalahan maupun kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Depok,
30 September 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi secara umum
adalah suatu kelompok atau sebuah wadah yang dibuat untuk mencapai tujuan
bersama. Tempat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi ada yang
cocok satu sama lain dan ada juga yang berbeda. Adanya tau terbentuknya suatu
organisasi tidak lepas dengan adanya partisipasi yang baik antar anggota satu
sama lain. Dimulai dari partisipasti materi, keterlibatan jasmani, pikiran,
mental maupun emosi.
Keterlibatan banyak orang dalam
suatu organisasi juga mengakibatkan organisasi tersebut mengalami banyak
perbedaan dari yang kecil hingga perbedaan yang besar sehingga menimbulkan
konflik dalam organisasi tersebut. Namun tidak semua permasalahan yang akhirnya
menimbulkan konflik adalah salah, terkadang konflik yang terjadi adalah benar
salah satunya mungkin untuk memajukan organisasi itu sendiri agar dapat
berjalan lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. Maka ada baiknya ketika
konflik terjadi, semua anggota organisasi berkumpul dan langsung membicarakan
permasalahan tersebut dengan kepala dingin agar konflik tersebut tidak
berkelanjutan dan semakin membesar. Karena semakin lama konflik yang dipendam,
semakin banyak pula keterlibatan orang yang terlibat dalam masalah yang
berlarut-larut akan menyebabkan konflik akan semakin lebih pelik dan pada
akhirnya akan berdampak pada bubarnya organisasi tersebut dan tujuan awal
organisasi pun tidak tercapai.
A.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk membagikan informasi terkait dengan konflik
dalam organisasi agar pembaca dapat lebih mengerti tentang apa itu konflik
dalam organisasi dan jenis konflik apa saja yang dapat terjadi dalam suatu
organisasi. pembaca juga akan mengetahui sumber apa saja yang dapat memicu
tibulnya suatu konflik, dan juga bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut
agar tidak berlarut-larut dan pada akhirnya tujuan utama organisasi tersebut
dapat tercapai tanpa adanya perpecahan dalam organisasi tersebut.
A.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini
konflik yang akan penulis bahas adalah konflik yang terdapat dalam suatu
organisasi. Berikut adalah konflik yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Apakah
pengertian dari konflik?
2. Apakah
jenis dan sumber konflik?
3. Bagaimana
menyelesaikan konflik yang baik?
4. Apa
contoh konflik dalam organisasi yang sedang terjadi dikehidupan sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian
Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Atau dengan bahasan
umumnya konflik adalah adanya pertentangan yang timbul didalam seseorang maupun
dengan orang lian yang terdapat dilingkungan sekitarnya. Dalam suatu organisasi
konflik biasanya baru akan terasa membesar atau serius ketika salah satu pihak
ada yang merasa terhalang atau terhambat mencapai tujuan awal organisasi
tersebut dikarenakan oleh pihak lain.
B.1 Jenis dan Sumber Konflik
Menurut
Dahrendorf, konflik
dibedakan menjadi 6 macam :
·
Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya
antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
·
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir
(polisi melawan massa).
·
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
·
Konflik antar atau tidak antar agama
·
Konflik antar politik (adanya perbedaan pendapat antar
anggota dalam suatu partai)
·
konflik individu dengan kelompok (kelompok belajar
disekolah)
Sumber
konflik dalam organisasi pada umumnya terjadi karena hal-hal berikut:
1. Perbedaan
Individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
Dalam
suatu organisasi pasti melibatkan banyak orang yang mengakibatkan banyaknya
pula individu, pendirian dan perasaan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Maka tak jarang perbedaan ini menjadi pemicu timbulnya konflik dalam suatu
organisasi.
2. Perbedaan
kepentingan antar individu
Kepentingan
individu dalam suatu organisasi juga berbeda-beda. Alasan setiap individu
menjadi anggota dalam organisasi pun berbeda-beda. Biasanya setiap individu
mengikuti suatu organisasi agar kepentingannya sendiri atau kebutuhannya dapat
terpenuhi (diluar dari tujuan utama organisasi). Maka tak jarang pula ketika
kepentingan satu orang dalam organisasi dirasa tidak terpenuhi akan muncul pula
konflik.
3. Perubahan
pola pikir yang mendadak
Pola
pikir setiap manusia berbeda-beda. Cara berpikir dan jangka waktunya juga
berbeda. Kadang dalam suatu organisasi terdapat satu individu yang mudah sekali
berubah pikiran dan mengganti rencana awal organisasi tersebut sesuai dengan
pikirannya sendiri sehingga mungkin akan memperlambat mencapai tujuan awal
organisasi. Individu yang seperti inilah yang kerap kali menjadi sumber utama
konflik dalam organisasi dimulai.
B.3 Cara menyelesaikan konflik yang baik
Terdapat beberapa macam
cara untuk menyelesaikan konflik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Integrating (Problem Sloving).
Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama
mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, kemudian memori, mempertimbangkan
dan memilih alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan
isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (missunderstanding), tetapi
tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang
berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam
penyelesaian masalah.
2. Obliging (Smoothing).
Sesuai dengan posisinya dalam gambar diatas, seseorang yang bergaya obliging
lebih memuaskan perhatikan pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri
sendiri. Gaya ini sering pula disebut smoothing (melicinkan), karena berupaya
mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan
diantara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya
untuk mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian bersifat
sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.
3. Dominating (Forcing).
Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap
kepentingan orang lain, mendorong seseorang
untuk menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”, Gaya ini sering
disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam
menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak
populer hendak diterapkan dalam penyelesaian masalah, masalah yang dipecahkan
tidak terlalu penting dan waktu untuk mengambil keputusan sudah mepet. Tetapi
tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki partisipasi dari mereka
yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang
diperlukan. Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati
untuk menerima keputusan oleh mereka yang terlibat.
4. Avoiding (Menghindar).
Teknik menghindar cocok untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau rendah,
atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk konfrontasi jauh lebih besar
daripada keuntungan yang akan diperoleh. Gaya ini tidak cocok untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang sulit atau “buruk”. Kekuatan dari strategi
penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau
mendua. Sedangkan kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara
dan tidak menyelesaikan pokok masalah.
5. Compromising.
Gaya ini menampilkan seseorang pada posisi moderat, yang secara seimbang
memadukan antara kepentingan sendiri dan kepetingan lain. Ini merupakan
pendekatan saling memberi dan menerima dari pihak-pihak yang terlibat. Kompromi
cocok digunakan untuk menangani maslaah yang melibatkan pihak-pihak yang
memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Misalnya, dalam
negosiasi kontrak antara buruh dan majikan. Kekuatan utama dari kompromi adalah
pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang merasa dikalahkan.
Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan mencegah munculnya
kreativitas dalam penyelesaian masalah.
B.4 Contoh konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai Gerindra, Ahmad
Muzani menilai pengunduran diri yang diajukan
Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengada-ada.
Sebab, dalam surat pengunduran
diri kepada DPP Gerindra itu, Ahok tak menyebutkan alasannya mengundurkan diri.
"Alasan yang dikemukakan
Ahok dalam surat pengunduran diri tidak disampaikan. Apakah tidak setuju
Pilkada melalui DPRD atau lainnya," kata Muzani di gedung DPR, Jakarta,
Kamis (11/9/2014).
Anggota Komisi I DPR RI itu
menuturkan, Ahok bukan kali ini saja mengancam akan hengkang dari partai
berlambang kepala garuda itu.
Menurutnya, mantan Bupati
Belitung Timur itu juga beberapa kali menyatakan akan keluar dari Gerindra.
"Apa yang dia mau kita tidak
tahu. Kita tidak ladeni beberapa kali menyampaikan message (pesan). Kita partai
yang tidak bisa digertak-gertak," tuturnya.
Muzani menceritakan, pada saat
awal partainya ingin mengusung Ahok menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta
pun menciptakan kontroversi yang luar biasa hebat. Hal itu didasarkan Ahok
merupakan pendatang baru di Gerindra dan langsung dicalonkan di Pilkada yang
cukup bergengsi.
"Pada saat itu elite maupun
kader di bawah ribut. Pak Prabowo yang memutuskan bahwa Ahok akan diusung
menjadi Cawagub," tandasnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik
Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja
Purnama atau yang karib disapa Ahok mengatakan salah apabila ada yang
mengatakan dirinya dipecat oleh Partai Gerindra.
Lanjut Ahok dirinya tidak dipecat
melainkan mundur dari keanggotaan partai Gerindra.
“Saya udah pikirkan itu dengan matang,
sebelum mereka bilang pecat, saya sudah mundur,” ujar Ahok, di Balaikota, Jalan
Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Ahok mengatakan dirinya sudah menyadari
bahwa dengan sikapnya tersebut, akan dipecat dari Gerindra.
Sehingga lanjut Ahok dirinya memilih
untuk mundur karena pendpatnya tersebut tidak akan diterima oleh partai.
“Saya tidak terlalu bodoh kok, saya 11
tahun di dunia politik, saya gak terlalu bodoh. Kalo saya dibilang tidak
santun, kalau saya datang dulu kesana, ngomongin , orang udah ngotot mau
bagi-bagi kue kepala daerah, saya mau berargumentasi ngomong sampai dower pun
tidak bakalan diterima,makanya saya mundur” ujar Ahok.
Untuk diketahui Ketua DPP Partai
gerindra Desmond J Mahesa mengatakan Ahok masih tercatat sebagai anggota
partai, surat pengunduran dirinya kan segera diproses dan diputuskan setelah
masa berkabung Ketua Umum gerindra, Suhardi usai. Desmond mengatakan Ahok akan
segera dipecat dari keanggotaan partai.
Berita diatas adalah satu dari
sekian banyaknya contoh konflik yang terjadi pada suatu organisasi. Dalam
berita diatas kita tidak dapat mengetahui dengan jelas alasan mengapa Ahok
mengundurkan diri karena media banyak berpendapat baik pro maupun kontra. Pada
dasarnya konflik tidak akan terjadi bila komunikasi antar anggota tidak
berjalan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan dan Saran
Konflik
dalam suatu organisasi merupakan hal yang wajar terjadi. Karena organisasi
adalah gabungan atau kumpulan orang-orang dengan berbagai ide dan juga
pendapat. Hanya saja perbedaan dalam setiap penyelesaian konflik yang terjadi
dalam suatu organisasi yang berbeda-beda. Tercapainya tujuan suatu organisasi
akan terlihat dengan cara bagaimana anggota antar organisasi itu menyelesaikan
konflik tersebut.
Maka dalam setiap konflik harus diadakan musywarah antar
anggota. Dan hindari menimbun konflik berlarut-larut, ketika terjadi konflik
sebaiknya segera dituntaskan dan jangan dibiarkan terlalu lama agar tujuan
organisasi tetap tercapai.
Referensi
http://biruteknologi.blogspot.com/2014/01/konflik-dalam-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://nidafe.wordpress.com/2013/12/25/contoh-konflik-dalam-organisasi-dan-penyelesaiannya/
Gibson,
James L. Et al., 1977. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa oleh
Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Greenhalgh,
Leonard, 1999. “Menangani Konflik”. Dalam A.Dale Timpe, (Ed), Memimpin Manusia.
Alih bahasa oleh Sofyan Cikmat. Jakarta: PT.Gramedia.